SYAWALAN KELUARGA BESAR UNY

Sejarah halal bihalal berasal dari Yogyakarta, tepatnya dari Masjid Kauman pada tahun 1945. Saat itu para pemuda mengadakan syukuran setelah sebulan berpuasa, dan sebagai tanda syukur diasumsikan halal yang pertama. Pada saat yang sama, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya juga pada bulan Ramadhan, dan sejak saat itu semua kesalahan para pejuang kemerdekaan dianggap lebur dengan membuka lembaran baru. Ini diasumsikan halal yang kedua. Dari sinilah timbul istilah halal bihalal yang berarti saling memaafkan.

Kisah ini diungkapkan Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA dalam syawalan keluarga besar Universitas Negeri Yogyakarta di Auditorium UNY Selasa 12 Juli 2016. Lebih lanjut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut mengatakan bahwa dalam Islam silaturahmi ditempatkan sebagai sesuatu yang mulia, bahkan semua anak adam apapun agama dan kepercayaannya wajib dimuliakan. Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta tersebut menjelaskan bahwa silaturahmi bukan hanya dengan sesama manusia yang masih hidup. “Ditekankan juga bersilaturahmi dengan yang sudah wafat, ini yang sering dilupakan” kata Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA.

Doa merupakan sesuatu yang penting karena merupakan syafaat bagi yang meninggal, inilah letak pentingnya silaturahmi dengan yang telah wafat. Mantan Wakil Menteri Agama RI tersebut mengatakan bahwa semua makhluk seperti hewan dan tumbuhan juga bertasbih sebagai sarana silaturahmi, bahkan juga dengan manusia. “Nabi Sulaiman dapat berkomunikasi dengan burung Hud dan Nabi Yunus diselamatkan oleh ikan” ungkap Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA.

Syawalan bertema Peningkatan kinerja untuk meraih keberkahan dan martabat UNY tersebut dihadiri sekitar 2000 orang civitas akademika yang terdiri dari dosen, karyawan dan mahasiswa UNY. Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA dalam sambutannya mengatakan bahwa pada dasarnya manusia terlahir fitrah namun akan tetap melakukan kesalahan dalam interaksi sosial sehari-hari, oleh karena itu perlu saling mema’afkan. Rektor berharap agar momentum syawalan keluarga besar UNY ini dijadikan sarana untuk mendapatkan nasehat, fatwa dan pencerahan karena kedepannya masih banyak yang diperjuangkan. (dedy)